Sunday 4 October 2015

Adik kelasku Bebby JKT48


Siang itu aku mengunjungi SMAku, salah satu SMA favorit di Jakarta. Sebagai murid yang lumayan aktif di SMA tersebut, aku masih sering ikut membina kegiatan ekstra kulikuler yang ada walaupun diluar jam sekolah ku, di antaranya melatih eskul musik dan Bulutangkis. Kesempatan ini juga aku pakai sebagai kesempatan untuk mengunjungi adik-adik kelasku yang cantik-cantik. Dan sebagai kakak kelas kadang kala membuat usahaku untuk mendekati mereka tidak terlalu sulit. Salah satu adik kelas yang dekat denganku adalah Beby.
Hari itu adalah hari Sabtu, di mana aku menyempatkan diri untuk bermain bulutangkis. Dan Beby, sedang mengikuti latihan cheers sore itu.

“Hai, kak… Mau main bulutangkis yah di atas? ” tanya Beby saat berpapasan denganku.
“ Hai, Beb. Iya nih lagi mau main ke atas. Kamu lagi latihan?“ tanyaku balik.
“Iya, kak. Tapi aku haus, mau beli minum dulu di depan.”
 “Oke, sampai jam berapa latihannya, Beb?”
“Jam 4 juga sudah selesai, Kak”
“Baiklah. Kalau sempat nanti main-main lah ke atas.”
“Beres deh…. kebetulan aku minta di jemput pak Min agak lama kak. Biar kita bisa berduaan lebih lama….”

Seeerrr mendengar kalimat Beby membuat pikiran ku sekilas membayangkan apa yang akan terjadi nanti.
Sekitar jam 4, pintu aula atas terbuka dan muncullah Beby dengan mengenakan kaus gombrong dan celana hotpans yang membuat cetakan lembah di antara kedua pahanya terlihat samar2.

“Lho, kak… Mana yang lain? Kok kakak sendirian?” tanya Beby mellihatku sedang bermain bayangan dengan tembok.
“Iya, yang lain baru aja pulang.” Sahutku sambil menghampiri Beby dan mengecup bibirnya.
“Ahhhhh, kak….jangan begitu nanti kalo ada yang masuk bisa repot.” Desah Beby saat kukecup bibirnya.
“Hehehehe…. nga ada yang bakalan ke sini Beb.”
“Kamu mau menemani kakak bermain? ”
“Boleh, Kak…”
Lalu setelah 15 menit kami bermain terlihat Beby memberikan tanda untuk menghentikan permainan.
 “Kak, udah dulu ya… Aku capek.” Lalu kamipun duduk-duduk di pinggir lapangan. Dan Beby tiduran di atas pahaku.
“Capek, Beb?”
“Iya, kak. Tadi soalnya lumayan latihannya. Dan tadi waktu aku jadi base sempat terjatuh.”
“Nih, lihat memar kan lutut ku?” kata Beby sambil menunjukkan lututnya yang memang seperti lebam.
“Duh, kamu, hati-hati donk Beb. Tuh liat sampai lebam gitu lutut kamu.”
“Sakit? ” tanyaku sambil memegang dan mengelus-ngelus lututnya.
“Ngga ka, geli iya” jawabnya sambil tertawa kecil. Melihat Beby tertawa membuatku gemas dan langsung saja kucium bibir mungilnya.
“Kak… Kak aku takut ada yang datang”
“Tenang” kubangunkan Beby sebentar dan “cklek” suara pintu aula kukunci dan kemudian kumatikan lampu aula tersebut.
“Sini, beb mana tadi yang lebam? Aku liat lagi”
Tak lama segera kurangkul Beby dan kukecup lembut bibirnya.
“Makanya lain kali hati-hati yah kamu”
“Iya kak…”
Lalu kamipun kembali bercumbu kembali. Semakin lama cumbuan kami semakin panas dan membara. Dengan adrenalin yang keluar sehabis kami berolahrga membuat suasana di dalam aula menjadi panas.
Kuberanikan diri untuk mencumbu Beby lebih jauh lagi. Ciumanku turun menyusuri leher jenjang Beby.
“Oh… kak…” Beby membalas cumbuanku dengan desahan dan tangan yang semakin erat dileherku.
Melihat sambutan yang mendukung, tanganku mulai berani bergerilya. Tangan kiriku tetap menopang badannya, sedangkan tangan kanan mulai menuruni dadanya. Terasa sangat kenyal sekali payudara Beby di tanganku yang merabanya dari luar kaosnya….
“Ouuughh, kak…”
Segera kukulum lagi bibirnya untuk menghentikan desahannya. Dan tanganku meremas pantadnya yang begitu kenyal.
Segera kutarik Beby ke dalam Ruang ganti. Hasratku untuk berbuat lebih jauh semakin tak tertahan. Segera kurebahkan Beby ke atas meja yang ada di ruang ganti tersebut.
Kembali kami berciuman dengan liarnya. Tanganku tak tinggal diam. Kusingkapkan dan kulepas kaos yang dikenakan oleh Beby. Kuremas remas dengan lembut kedua bukitnya dibalik Bra model sport yang dikenakannya.
“Oh… Kak…” Beby pun semakin liar dengan remasan2 lembut yang kuberikan. Tangannya tak tinggal diam melepaskan kaos yang kukenakan yang semakin basah oleh keringat nafsu.
Kutanggalkan Bra yang melekat, dan kududukan Beby di meja. Ciumanku bergerilya menuruni lehernya yang jenjang dan turun menuju kedua bukit kembar yang begitu menggoda.
Kuelus lembut dan kemudian kujatuhkan ciumanku di bukit sebelah kirinya. Kekecup dan kemudian kusedot kecil…
“Awww, kak… Oughhh” pekik Beby sebagai reaksi atas aksi yang kuberikan kepadanya. Melihat reaksi demikian membuatku mengekplorasi lebih lanjut. Kuremass-remas dada Beby sebalah kanan. Dan pentil yang kecil kupilin-pilin lembut.
Bebypun semakin liar dan lenguhan2nya membuat adrenalinku semakin kencang mengalir. Membuatku gemas. Kutarik lembut pentil membuat Beby berpekik
 ”Awww, kak…sakit…”
Tak kuhiraukan pekikan Beby. Tanganku segera menarik lepas celana hotpans yang melekat. Di bagian tengan celana dalam Beby yang bermodel mini tercetak sebuah pulau kecil. Mungkin akibat cairan yang keluar, tanda ia sudah terangsang sekali.
Kuelus2 bagian tengan celana dalamnya membuat Beby semakin menjerit ”Ouchhh, kak…Ochhh…”
Kuselipkan jariku kedalam celana dalamnya, dan kumainkan jari-jariku di atas klitnya ”Ochh kak, terusss kak… geli…”
Merasa terganggu dengan celana dalamnya, segera kulepas dan kubuang ke lantai.
Setelah celana itu terlepas, kubuka celana pendek dan celana dalamku, segera aku berlutut mengamati dan mengelus-ngelus kemaluannya dengan lembut. Semakin cepet elusan yang kuberikan membuatnya semakin melenguh dengan keras ”Ochh, kak… Ouchhhh..”
Kukecup vagina itu… Hmmmm wangi khas vagina yang saat itu aneh bagiku namun memberikan sensasi lain. Kuberanikan lidahku untuk bermain di vagina Beby…Kusapu permukaannya atas dan bawah….
“Kakkk… ouchh… terrus kak….”
“Kak.. ah….. ”
Seiring desahan yang keluar, vagiananya mengeluarkan cairan. Kujilat dan kuhisap seakan tidak ingin membiarkan cairan itu keluar begitu saja.
Akibat dari hisapanku Beby berteriak ”Ah….Ah…Ah…Kakkkk!! Beby mau pipis Kakkk….. Ahhhh” Melihat ini segera kumasukan jariku dan kukocok didalamnya semakin lama semakin cepat disertai dengan jilatan2 lidahku. Akhirnya “Arrrgggggghhhhh Kakkkkkkkk…” Tubuh Beby mengejang hebat.
Kubiarkan Beby menikmati Orgasmenya. Orgasme yang mungkin pertama baginya. Saat membuka matanya Beby berkata ” Kak, oh…..nikmat sekali..” Kukecup bibirnya dan kemudian kubisikkan ” Beby, I Love U So Much”
“Love u too” Kembali kami berpagutan dengan mesra. Kubimbing tangan Beby untuk menyentuh kemaluanku yang berdiri tegak. Ku berikan contoh untuk mengocok kemaluanku. Kocokan tangan Beby yang mungil dan lembut membuatku berdesis “Oh… ya Beby… Oh… Enak beb..” kumainkan kembali kemaluan Beby yang masih basah, kupilin-pilin klitnya ”Ouhhhh kak… Gatel lagi kak…”

Segera kuposisikan diriku diantara kedua kakinya dengan isyarat kumohon izin darinya. Tak ada kata terucap, hanya anggukan kecil. Kuposisikan kemaluanku tepat di depan kemaluannya, kugosok-gosok kecil dan berputar memainkan klitnya, membuat Beby tak tahan dan merebahkan badannya di meja sambil meremas-remas bukitnya.

Setelah kurasa pas dan kemaluannya kembali basah oleh lendir kenikmatannya. Kutekan kepala kemaluanku menyeruak membuka jalan di dalam kemaluan Beby ”Ah…kak… Sakittt!!!” pekik Beby saat kepala kemaluanku berhasil menerobos masuk. Kebelai rambutnya dan kupagut bibirnya yang bertujuan untuk menenangkannya. Setelah kurasa kemaluannya mulai beradaptasi dengan adanya benda asing didalamnya kutekan dan kukeluarkan masukan kemaluanku pelan-pelan sampai akhirnya “Crreeeetttzzz…” kemaluanku seperti menyobek sesuatu dan “Blessss!!!” masuklah seluruh kemaluanku di dalam vagina Beby. “Kakkkkkk……Awwww!!!” Jeritan Beby dan kulihat tetes air mata di ujung matanya.

Oh….vagina yang sempit dan peret mencengkeram kemaluan begitu erat. Kuremas-remas payudara Beby dan kucumbu bibirnya untuk menenangkannya. Setelah kulihat Beby lebih tenang, kuayun perlahan-lahan kemaluanku kembali.

Bebypun mulai menikmati ayunanku, kucoba dengan ayunan 9 kecil 1 dalam. Satu… Dua… Tiga… Empat… Lima… Enam… Tujuh… Delapan… Sembilan… Seeeeepppppuluh…… Saat hitungan kesepuluh kubenamkan semua kemaluanku menyeruak ke dalam vaginanya.
”Ohhhhhh…kakkkkk…”

Kuulangi lagi…Satu… Dua… Tiga… Empat.. Lima… Enam… Tujuh… Delapan… Seeeemmmmbiilllaannn… Seepppppulluhhhhh… kuulangi dengan tekanan pada ayunan kesembilan dan kesepuluh ”Ohhh…kakk…… Enakkkk…kakak… Terus Kakk…!!!” Desahnya.

Kuulangi lagi dengan kombinasi sama…dan pada ayunan yang keempat Beby berteriak “Kakkkkk ayo Kakkk Beby Mau keluar lagiiii” Ayunan ke enam saat baru saja kubenamkan kemaluanku dihitungan keempat, Beby menjerit ” Ahhhhhh……ahhhhh……… Kakkkkk……”dan tubuh Beby kejang-kejang dan digigitnya tanganku “Ahhhhh…” Kubiarkan kemaluanku masih berada di dalam kemaluannya….

Saat Beby mulai menguasai diri, kuminta ia untuk membelakangiku dengan posisi nungging dan bertumpu di meja. Melihat posenya membuatku gemas, kukecup vaginanya dan kuberikan tepukan ringan pada bongkahan pantatnya. Segera kemudian kutancapakan kembali kemaluanku ke dalam vaginanya. Posisi ini membuat kemaluanku semakin dalam masuk ke dalam vaginanya.



“OHHHH Kakkkk…..” tusukan pertama dengan posisie doggy membuat Beby melenguh. Kuayun dan kupompa kemaluannya.

“Cleppp….Cleppp….Clepppp” Suara kemaluan kami beradu diiringi dengan suara beceknya vagina Beby oleh cairan yang keluar dari kemaluan Beby.

Kupompa dan semakin lama kutingkatkan kecepatan kocokan pada kemaluannya membuat Beby tak tahan
“Kakkkk Ouuchhh….Ouch…”
“Ouch….Kakkk aku Mau Keluar lagii…”
“OOuuuchhh… Ahhh… Iya Beb… Aku juga sebentar lagi keluar, kita bareng yahh…” Kukecup bibirnya dari belakang sambil kuremas bukit kembarnya.
Kembali kugenjot Beby dengan cepat.

“ochhh….oh….Kak…..”
“Ayo Beb…Ohhh…Ohh…”
“Oh… Kak… I Luv U kakk”
“I love u tooo Beby”
“Crrrrooooottttsss… Croooots… Crooootsss… Crotsss…Croootsss” semburan spermaku didalam rahimnya mengiringi orgasmeku.
“Ochhh.. Oh… Kaaaaakkkkkkkk... Kaakkk” jerit Beby menjemput orgasmenya kembali.
Setelah kami mencapai orgasme kami bersama, kurebahkan badanku di atas Beby sambil memejamkan mata menikmati orgasme bersama yang baru kami reguk. Kubiarkan kemaluanku tetap berada didalam kemaluannya yang serasa menjepit dan mengurut-urut.

“Plooopp…” Suara kemaluanku yang mengecil dan keluar dari sangkar emas Beby, kubuka mata dan ku kecup keningnya sambil mengucapkan ”Terima Kasih ya Beb”

Beby hanya tersenyum. Segera kami memakai kaus kami kembali dan di lantai lulihat ceceran sperma bercampur dengan darah perawannya.

“Kak jangan tinggalin Beby, Beby takut kehilangan kakak”

Demikian kata-kata terakhir yang kuingat membayangkan kejadian waktu itu. Lulus SMA Beby melanjutkan pendidikannya di negri sebrang dan aku sibuk dengan pekerjaanku. Membuat kami memutuskan untuk mengambil jalan sendiri-sendiri.


Artikel lainnya

No comments:

Post a Comment

Total Pageviews

Powered By Blogger

Translate

Send Quick Massage

Name

Email *

Message *

Entri Populer